Sejak pertama kali didirikan grup ini pada bulan Februari 2013 oleh Marten Luter Salossa dengan tujuan mempromosikan kepada dunia tentang keindahan keaneragaman hayati yang terkandung di danau Ayamaru dan sekitarnya, serta mengkaji dan menyuarakan berbagai masalah yang mengancam danau Ayamaru dari sisi ekologi dan biota. Salah satu yang menjadi sorotan utama adalah ikan Pelangi asli danau Ayamaru ”Melanotaenia boesemani” atau dalam bahasa lokal ( Mai brat ) ” Sekiak ”. Ikan ini menjadi sebuah ikon dari danau Ayamaru yang telah tersohor ke belahan dunia terutama bagi komunitas pecinta ikan hias air tawar, ilmuan, Akuaris dan para aktivis konservasi biota air tawar. Ikan pelangi danau Ayamaru ini keberadaannya semakin terancam yang mana dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, industri Akuarium yang mana telah mengakibatkan terjadi penangkapan besar – besaran ditahun 1989 sampai tahun 1990 – an.
Tercatat sekitar 60.000 ekor ikan pelangi jantan ditangkap dan diselundupkan ke para eksportir di Jakarta. Faktor yang berikut adanya introduksi secara masal Ikan imigran yang bersifat invasif atau predator ke danau Ayamaru oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab. Ikan – ikan tersebut antara lain Tilapia ( Nila ), Ciprinus Carpio ( Ikan Mas ), Ikan Labirin ( Gurami, sepatu ), Canna Striata ( Gastor ). Ikan – ikan ini merusak rantai makanan bagi ikan - ikan endemis, selain itu mereka memangsa dan menginvasi keberadaan ikan – ikan asli danau. Adapun faktor berikut yang cukup memprihatinkan adalah penyusutan danau yang semakin parah dalam dekade terakhir ini dengan penyebab yang belum diketahui. Faktor terakhir juga adalah perilaku manusia baik masyarakat lokal maupun pemerintah yang melakukan aktivitas penebangan hutan, penambangan di areal sekitar danau dan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah sekitar areal tersebut tanpa adanya kajian tentang Analisis Masalah Dampak Lingkungan ( AMDAL ) yang baik.
Dengan segala keterbatasan fasilitas dalam rangka menunjang program – program dari SAL ( Save Ayamaru Lakes), namun dengan niat yang tulus dan gigih sehingga telah melakukan suatu terobosan yang luar biasa dengan mengadakan Pemotretan, Pembuatan Video, Penulisan artikel dan Kampanye tentang penyelamatan danau Ayamaru. Akhirnya tidak disangka hal ini dapat menyita perhatian dunia, yang mana telah dipublikasikan sebuah artikel di majalah Amazona yang bermarkas di Vermont, USA yang berjudul ” The Forgotten Treasures Of Ayamaru Lakes ” Edisi 1 Oktober 2014. Selain itu dua Video Underwater ikan pelangi Ayamaru juga dimuat pada Reef To Rainforest Media yang berbasis di USA dan juga sekitar belasan media internasional lainnya. Save Ayamaru Lakes sendiri memiliki sekitar 716 fans yang tersebar di berbagai negara.
Dengan segala keterbatasan fasilitas dalam rangka menunjang program – program dari SAL ( Save Ayamaru Lakes), namun dengan niat yang tulus dan gigih sehingga telah melakukan suatu terobosan yang luar biasa dengan mengadakan Pemotretan, Pembuatan Video, Penulisan artikel dan Kampanye tentang penyelamatan danau Ayamaru. Akhirnya tidak disangka hal ini dapat menyita perhatian dunia, yang mana telah dipublikasikan sebuah artikel di majalah Amazona yang bermarkas di Vermont, USA yang berjudul ” The Forgotten Treasures Of Ayamaru Lakes ” Edisi 1 Oktober 2014. Selain itu dua Video Underwater ikan pelangi Ayamaru juga dimuat pada Reef To Rainforest Media yang berbasis di USA dan juga sekitar belasan media internasional lainnya. Save Ayamaru Lakes sendiri memiliki sekitar 716 fans yang tersebar di berbagai negara.
Motto : “Take care the nature and the nature will take care of you”Penulis, Marthen Atanay
Silahkan Kontak dan bergabung bersama Save Ayamaru Lakes
Marten Luter Salossa ( Admin ) https://www.facebook.com/pages/Save-Ayamaru-Lakes/740849545933563?fref=ts