Tuesday, December 30, 2014

KUNJUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KE KOTA SORONG – PAPUA BARAT

                                          PENULIS MARTHEN ATANAY

 
Kunjungan Presiden Republik Indonesia ke Kota Minyak Sorong pada hari Minggu 28 Desember 2014 tepat pukul 14 : 00 WIT di Bandara Doming Eduard Osok memberikan warna dan inspirasi bagi Rakyat Papua pada umumnya dan Masyarakat Sorong pada khususnya. Bukan saja kunjungan tersebut diikuti oleh warga kota Sorong saja, tetapi juga diikuti oleh seluruh masyarakat Sorong raya alias masyarakat dari kabupaten pinggiran baik, Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Raja Ampat, Tambrauw dan Maybrat. Presiden Jokowi awal berkunjung dari Wamena, Jayapura dan sampai di Sorong dan dalam perjalanan beliau setiba di Sorong beliau langsung mengunjungi Pasar – Pasar yang ada dalam kota yakni mulai dari pasar Boswesen, Pelabuhan Umum dan berakhir di pasar Remu tepat jam 16 : 30 WIT disambut oleh masyarakat dengan rasa antusias yang tinggi.
Dalam sela – sela kedatangan bapak Presiden yang dikawal oleh hampir sebagian kesatuan militer baik TNI bahkan Polri dengan sistem pengamanan yang sangat ketat, serta kehadadiran Bapak Wali Kota Sorong Drs. Lambert Jitmau Ec. M,si beserta Muspida lainnya menyambut dan mengantarkan beliau sampai ke Pasar Remu Sorong. Setibanya beliau di Pasar Remu ia menghampiri tempat – tempat yang mana Ibu – Ibu Papua menjual Ikan dan Sayur – Sayuran sambil berjabat tangan dan menuju pada tempat yang disediakan untuk berdialog bersama Mama - Mama Papua untuk menyampaikan aspirasinya kepada bapak Presiden. Kehadiran Pa Jokowi ditengah – tengah situasi yang makin ramai tidak membuatnya gentar bahkan membuat ia makin ramah dan langsung berdialog dengan Mama – Mama Papua yang mana sebagai Penjual di pasar tersebut. Aspirasi Mama – Mama Papua sangat terlihat jelas pada saat disampaikan Oleh seorang Tokoh Perempuan dan sekaligus sebagai Pelaku Ekonomi di pasar tersebut yaitu Ibu Regina Homer dengan sebuah pernyataan yakni ia mengatakan bahwa selama bertahu – tahun Pasar masih seperti dulu dan tidak diperhatikan oleh pemerintah secara baik terutama Pemerintah Kota Sorong. Oleh sebab itu, maka menurut Ibu Regina bahwa Pasar Remu tidak akan pindah kemana – mana, namun kalau boleh ada peningkatan pasar yang permanen dengan memiliki kapasitas yang baik.
Selanjutnya Bapak Wali Kota Sorong Drs. Lambert Jitmau Ec. M,si menegaskan untuk menuding bebagai kritikan masyarakat bahwa Wali Kota tidak bertanggung jawab atas pembangunan pasar sentral Remu Sorong. Wali Kota mengatakan bahwa sebenarnya Pasar Remu termasuk aset yang masih dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sorong, sehinnga hal ini jangan dibicarkan sama Pemerintah Kota tetapi kalau boleh langsung kepada Pemerintah Kabupaten Sorong. Disamping bapak Wali Kota Sorong mengatakan hal tersebut, begitu ada beberapa pernyataan yang beliau sampaikan sebagai Aspirasi masyarakat terutama diantaranya adalah wilayah harus memekarkan satu kabupaten lagi dan satu provinsi yaitu Provinsi Papua Barat daya sehingga dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu, maka Bapak Jokowi menanggapi semua usulan masyarakat kota Sorong baik dari bapak Wali Kota Sorong dan Mama – Mama Papua yang diwakilkan oleh Ibu Regina Homer dan beberapa orang yang sempat menyampaikan keluhan terkait dengan kondisi pasar yang sedang tidak mendukung aktivitas masyarakat, dan harus ada peningkatan pasar Remu yang permanen seperti pasar – pasar lain yang berada di pulau Jawa, Sulawesi dan lain sebagainya.

Monday, December 15, 2014

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PERGAULAN BEBAS ( PEREMPUAN PELACUR ) DI KOTA SORONG

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PERGAULAN BEBAS ( PEREMPUAN PELACUR ) DI KOTA SORONG.
Penulis Marthen Atanay
A. PENDAHULUAN
globalisasi dewasa ini, memberikan peluang dan tantangan bagi kehidupan manusia terutama generasi muda yang ibaratnya akan memberikan kebebasan disegala aspek, dimana masuknya kebudayaan – kebudayaan asing yang tidak cocok dengan kebudayaan kita sehingga berpengaruh dan membias pada pergaulan sosial. Pergaulan bebas hampir terasa dikota – kota besar yang mana terjadi proses interaksi yang bernuansa global dengan berbagai karakter dan gaya hidup modernisasi, dan berpadanan pada kontaminasi Budaya asing yang masuk untuk merobek budaya ketimuran sebagai bentuk proses gejala sosial.

Generasi muda adalah tulang punggung dan harapan bangsa, yang diharapkan dimasa akan datang untuk meneruskan dan mewarisi tongkat estafet pembangunan bangsa sehinnga perlu membutuhkan suatu kesiapan yang mantap yakni memegang teguh budaya sebagai bagian dalam menfilter kehidupan. Kadangkala kehidupan manusia tidak terlepas dari kebudayaan yang membentuk pranata – pranata sosial dan merupakan landasan dalam pengendalian hidup, dimana kontaminasi budaya lain seiring dengan perkembangan zaman diadopsi sebagai pandangan hidup yang kemudian membawa setiap orang terjerumus kedalam pengaruh – pengaruh negatif yang sangat tinggi.

Kenakalan dan pelecehan seksualitas seringkali terjadi dikhayalak ramai oleh laki – laki maupun perempuan, dan hal ini sudah menjadi kebiasaan yang terjadi di Kota – kota besar termasuk salah satu contoh yang terjadi dikota Sorong. Kota Sorong adalah kota satu – satunya yang berkembang diwilayah Papua setelah Jayapura, dimana terdapat masyarakat yang heterogen dengan karakter dan gaya hidup yang berbeda – beda serta pertumbuhan penduduk dan Ekonomi yang makin meningkat sehingga cenderung berpengaruh pada kondisi kebutuhan masyarakat semakin menuntut agar kebutuhannya dapat tercapai dengan baik, maka diri seorang Wanita/ Perempuan dapat diKomersialkan supaya memenuhi kebutuhan yang ada. Namun disisi lain pengaruh faktor pergaulan bebas yang cenderung berlebihan, dimana melibatkan kaum wanita/ perempuan terjun dan terjerumus secara aktif untuk melakukan berbagai aktivitas yang semestinya tidak dilakukan seperti memakai Narkoba, Miras, Seks bebas dan lain – lain.

B. PEMBAHASAN
  1. PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS
Kita ketahui bahwa pergaulan bebas itu merupakan bentuk perilaku yang menyimpang dan melewati batas norma dan adat yang menjadi bagian terpenting untuk mengatur proses kehidupan secara baik. Pergaulan bebas ini pun disebabkan oleh kurang adanya sistem pengontrolan yang baik dari Orang tua sehingga ada suatu keleluasaan diri untuk bergabung dan terjung kedalam dunia bebas yang dipengaruhi dengan berbagai aktivitas atau kegiatan yang merugikan yakni Narkoba, Miras, dan Seks bebas yang akhirnya berdampak pada menurunnya nilai – nilai Budaya. Pergaulan bebas ini biasanya terjadi pada generasi muda yang berada diperkotaan dengan corak dan gaya hidup yang terkontaminasi oleh budaya asing, sehingga sudah pasti mereka akan melakukan hal – hal yang benuansa negatif terutama salah satunya adalah para Wanita/ Perempuan. Dewasa ini banyak dijumpai Wanita/ Perempuan yang tidak menjaga eksistensinya dan sudah terjerumus serta terperangkap kedalam pengaruh Miras, Narkoba dan Seks bebas dan dikategorikan sebagai pelacur.

  1. PENYEBAB PERGAULAN BEBAS
Berdasarkan pengamatan diberbagai kota besar di Indonesia sekitar 20 sampai 30 persen generasi muda perempuan yang tergolong dalam pekerja seks bebas baik sebagai Pedagang Seks Komersial ( PSK ) yang secara legal maupun ilegal dalam artian, bahwa hampir kebanyakan wanita diusia produktif sudah terjerumus kedalam pekerja Seks yang secara ilegal. Tindakan mereka terkait dengan itu adalah bagaimana mereka membuang nafsu berahinya hanya sekedar untuk mendapatkan Uang untuk keperluannya, dan tentunya akan menyebabkan penyakit HIV/ AIDS yang akan tertular ditengah – tengah masyarakat luas. Kota Sorong adalah salah satu kota yang terletak dibagian barat Pulau Papua dan merupakan gerbang Bumi Cenderawasih, dimana memiliki karakteristik penduduk yang heterogen dengan membentuk masyarakat perkotaan yang majemuk. Dari kemajemukan inilah kontaminasi kebudayaan asing semakin masuk, karena dipengaruhi oleh globalisasi yang tentunya mengikis kebudayaan lokal semakin hilang ditengah – tengah modernisasi yang memporak – porandakan generasi muda terjerumus kedalam lingkaran pelacuran yang dilakukan oleh para Wanita/ Perempuan Papua.


  1. PENGARUH PERGAULAN BEBAS DI KOTA SORONG
Menurut data statistik penduduk Kota Sorong berjumlah 165.500 jiwa dan hampir beberapa persen perempuan Papua dari usia 15 sampai 35 tahun yang berada kota Sorong terjerumus dan hidup sudah dipengaruhi oleh pergaulan bebas ( Narkoba, Miras, Seks Bebas ). Dimana aktivitas ini terus dilakukan dan sudah menjadi kebiasaan mereka yang dikenal dengan istilah Pintu Karung dibeberapa tempat yang tidak permanen hanya bersifat sementara dan dijadikan sebagai tempat melayani para lelaki untuk berhubungan Seks. Beberapa tempat di dalam Kota Sorong yang sehari – hari dijadikan sebagai pangkalan utama ini berada ditempat – tempat pusat keramaian dan cenderung tidak diawasi atau dikontrol oleh pemerintah setempat secara baik, sehingga tentunya akan membias dan memberikan pengaruh terhadap kenyamanan kota yang tidak kondusif.
Disamping itu, penularan penyakit Virus HIV/ AIDS juga merupakan penyebab dari pengaruh tersebut dan sudah menyebar di kota Sorong sekitar 90 persen yang diakibatkan dari hubungan Seks tidak memakai kondom, dimana secara otomatis pasti tertular dari perempuan pelacur yang melakukan kebutuhan Seks tanpa menggunakan kondom. Oleh sebab itu, maka pelacuran ini tentunya diberantas dengan tuntas melalui berbagai hal dan ini menjadi tanggung jawab seluruh komponen masyarakat terutama Pemerintah setempat. Sebagai catatan penting bahwa tercatat kota Sorong terdapat perempuan pelacur makin meningkat yang disebabkan oleh masalah pergaulan bebas, karena dihimpit dengan berbagai hal yang melatar belakangi sehingga tingkat kehidupan ini bertambah meningkat dan ada beberapa faktoor penyebabnya adalah 1. Masalah faktor ekonomi 2. Kehancuran rumah tangga 3. Dan pengaruh lingkungan.

C. PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari manusia yang mana merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan hidup ditengah – tengah lingkungan sosial, dan dalam kesehariannya pasti membutuhkan manusia yang lain untuk saling berinteraksi dan hubungan yang dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). pergaulan bebas itu merupakan bentuk perilaku yang menyimpang dan melewati batas norma dan adat yang menjadi bagian terpenting untuk mengatur proses kehidupan secara baik.
Pergaulan bebas adalah penyakit sosial yang dapat memberikan dampak buruk terhadap generasi muda, sehingga yang terpenting adalah bagaimana Wanita/ Perempuan dapat menempatkan dan menjaga eksistensi diri serta martabat yang menjadi bagian terpenting dalam melaksanakan perannya ditengah – tengah masyarakat. Oleh sebab itu, maka pengaruh budaya barat merupakan bentuk diskriminasi terhadap budaya ketimuran yang mana merasuk dan menghancurkan generasi kaum wanita/ perempuan Papua pada umumnya. Dimana hal ini sebagai pemicu utama dalam mematikan orang Papua secara perlahan – lahan ( Pembunuhan Karakter dan memperlambat pertumbuhan Orang Papua ), dengan sendirinya akan punah.
Dengan demikian penyebaran penyakit dan rusaknya moralitas kaum Wanita/ Perempuan akibat Minuman keras, Narkoba, dan Seks bebas sudah terjadi secara meluas dipelosok tanah Papua terutama di kota Sorong yang mana telah meningkat dan pada akhirnya menimbulkan angka kematian yang makin tinggi disebabkan oleh berbagai penyakit yakni penyakit Virus HIV/ AIDS. Penyakit ini sudah menyebar secara meluas di kota Sorong dan bahkan Kabupaten – Kabupaten pinggiran lainnya, sehingga hal ini menjadi suatu masalah yang sementara mengglobal dan menjadi perhatian kami untuk diangkat sebagai kasus yang semestinya diatasi secara baik oleh berbagai elemen dan komponen baik Pemerintah, Gereja, Adat, maupun lembaga – lembaga Sosial.

  1. SARAN
Dengan demikian yang menjadi Saran dan Masukan dari uraian diatas adalah bagaimana peran serta Masyarakat, Pemerintah dan Lembaga – Lembaga Swadaya dalam menanggulangi hal ini sebagai suatu masalah yang harus tuntaskan melalui berbagai upaya, dan menindak lanjuti semuanya dengan langkah – langkah yang kongkrit sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan.




Thursday, December 4, 2014

Ketika kita berbicara tentang kebudayaan, maka yang diacu adalah Kebudayaan itu sendiri yang dilihat dari subtansialnya dimana kebudayaan tersebut akan memberikan sebuah nilai, norma, dan kepercayaan secara eksplisit kepada masyarakat sebagai subjek. konsep dari kebudayaan tersebut secara fundanmental adalah Cipta, karsa dan rasa yang tentunya akan memberikan nilai terhadap manusia dalam melaksanakan kehidupan melalui Budaya yaitu = budi dan daya yang mana akan membentuk watak, karakter serta pola pikir masyarakat yang terbentuk secara baik. Secara Historis peradaban manusia mulai digiring oleh budaya luar yang mengkontaminasikan kebudayaan bangsa Papua sudah memudar dimulai sejak masa penjajahan dari sejak dahulu kala oleh bangsa penjajah sehingga kontaminasi Budaya asing semakin merosot kedalam tatanan kehidupan masyarakat secara perlahan - lahan, dengan demikian dapat merubah pola pikir masyarakat terhadap suatu pilihan baru dan sudah menjadi kebiasaan.
 kebiasaan adalah sesuatu yang sudah terlahir sejak turun - temurun oleh nenek moyang dan sudah menjadi tradisi suatu suku bangsa, bukan sengaja dibuat - buat oleh masyarakat atau yang ditiru dari orang lain.
  Pandangan hidup adalah sesuatu yang di miliki oleh setiap manusia yang bertujuan agar manusia dapat menentukan apa yang mereka pilih dan apa yang mereka akan tuju, dan yang dicita - citakan, karena pada dasarrnya manusia selalu hidup diantara pilihan yang bisa menentukan mereka akan berhasil atau sukses dimana pandangan hidup manusia untuk bisa memilih mana yang terbaik buat diri manusia ituu sendiri.terkadang manusia hanya lebih melihat dengan apa yang mereka yakini sebenarnya jika manusia tersebut lebih melihat dengan pandangan hidup yang mereka punya mungkin akan ada banyak jawaban yang akan mereka temukan dengan pandangan hidup mereka. Disamping itu, Pandangan hidup bagi setiap orang, setiap individu, dalam harapan meraih masa depan yang baik dan sukses adalah impian setiap manusia.