Sunday, April 19, 2020

Add caption


Menyimak kembali Proyek Revitalisasi Danau Ayamaru di tengah bayangan Pandemi COVID - 19 

Sumber Foto : Facebook
Setelah menyimak proyek revitalisasi danau yang telah dieksekusi oleh PUPR dalam bentuk proyek bendungan, yang mana  proyek dikerjakan sekitar 7 bulan lalu di Semtue sebagai pintu danau satu danau Ayamaru. Menurut salah satu sumber berita tahap I pengerjaan proyek ini sudah rampung 70% dan selesai Desember 2019 menurut Ka. Balai Sungai Papua Barat Alex Leda, ST.
Kami dari kalangan pemerhati lingkungan, mahasiswa dan berbagai elemen sejak awal melakukan berbagai kritik, protes dan edukasi lewat media, seminar, diskusi, pameran dan lain-lain namun tidak digubris oleh pemangku kebijakan di Maybrat dalam hal ini pemerintah setempat.
Add caption
Dengan menyadari bahwa harapan masyarakat Maybrat untuk mengembalikan danau Ayamaru seperti semula bisa dapat terwujud melalui proyek yang mereka banggakan ini, namun seiring dengan berjalannya waktu masa pengerjaan megaproyek bendungan danau Ayamaru ini apakah sudah selesai? Apakah sesuai dengan harapan masyarakat Maybrat yang selama ini dicita-citakan?. Dengan adanya Pandemi COVID 19 yang mengancam kesehatan populasi dunia menuntut pemerintah untuk mengarahkan semua kemampuannya untuk mencegah kematian akibat penyakit ini. Presiden Jokowi menekankan refocusing anggaran pemerintah daerah ke penanganan wabah. Alokasi yang tidak penting untuk proyek infrastruktur, belanja pegawai, termasuk DAK dan DAU dihentikan untuk penangan COVID 19.

Dengan kondisi seperti ini sudah pasti nasib proyek bendungan danau Ayamaru bisa suram dan menjadi proyek gagal. Ketika proyek ini gagal maka kami sebagai orang Maybrat telah meninggalkan sebuah luka yang kronis terhadap alam danau Ayamaru dengan sebuah bendungan tanpa fungsi alias cacat. Lantas siapa yang harus disalahkan kalau proyek ini gagal? pemerintah, masyarakat pemilik hak ulayat setempat? atau  kontraktor pelaksana? mari kita renungkan bersama.
Dengan tulisan ini kami mengajak semua masyarakat Maybrat untuk memantau kembali proyek ini di tengah situasi Wabah Covid 19.

Kita harus lebih peka terhadap fenomena alam yang terjadi. Refleksi kita adalah yang kita buat selama ini ke alam Maybrat adalah hanya merupakan suatu kerusakan dan bencana bagi alam kita sehingga kita harus mengintrospeksi diri atas kesalahan-kesalahan kita yang selalu angkuh, egois terhadap sesama, alam dan Tuhan seperti kecongkakan manusia di Alkitab ketika mendirikan menara setinggi langit namun gagal total. Kita lupa siapa dan dari mana kita berasal? Dari alam ini sudah, alam Maybrat yang mengangkat jati diri kita.
Salam lestari Save Ayamaru Lakes (SAL)

Sumber Foto: Facebook
Penulis MLS

Saturday, August 8, 2015

SAVE AYAMARU LAKES ( SAL ) TELAH MENDAPAT PERHATIAN DAN PENGAKUAN DARI BERBAGAI KOMUNITAS PEMERHATI LINGKUNGAN DAN TOKOH – TOKOH AKUARIS TERKEMUKA DARI BERBAGAI MANCA NEGARA


Sejak pertama kali didirikan grup ini pada bulan Februari 2013 oleh Marten Luter Salossa dengan tujuan mempromosikan kepada dunia tentang keindahan keaneragaman hayati yang terkandung di danau Ayamaru dan sekitarnya, serta mengkaji dan menyuarakan berbagai masalah yang mengancam danau Ayamaru dari sisi ekologi dan biota. Salah satu yang menjadi sorotan utama adalah ikan Pelangi asli danau Ayamaru ”Melanotaenia boesemani” atau dalam bahasa lokal ( Mai brat ) ” Sekiak ”. Ikan ini menjadi sebuah ikon dari danau Ayamaru yang telah tersohor ke belahan dunia terutama bagi komunitas pecinta ikan hias air tawar, ilmuan, Akuaris dan para aktivis konservasi biota air tawar. Ikan pelangi danau Ayamaru ini keberadaannya semakin terancam yang mana dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, industri Akuarium yang mana telah mengakibatkan terjadi penangkapan besar – besaran ditahun 1989 sampai tahun 1990 – an.

Tercatat sekitar   60.000 ekor ikan pelangi jantan ditangkap dan diselundupkan ke para eksportir di Jakarta. Faktor yang berikut adanya introduksi secara masal Ikan imigran yang bersifat invasif atau predator ke danau Ayamaru oleh oknum – oknum           yang tidak bertanggung jawab. Ikan – ikan tersebut antara lain Tilapia ( Nila       ), Ciprinus Carpio ( Ikan Mas ), Ikan Labirin ( Gurami, sepatu ),   Canna           Striata   ( Gastor ). Ikan – ikan ini merusak rantai makanan bagi ikan -   ikan endemis, selain itu mereka memangsa dan menginvasi keberadaan ikan – ikan asli danau. Adapun faktor berikut yang cukup memprihatinkan adalah penyusutan danau yang semakin parah dalam dekade terakhir ini dengan penyebab yang belum diketahui. Faktor terakhir juga adalah perilaku manusia baik masyarakat lokal maupun pemerintah yang melakukan aktivitas penebangan hutan, penambangan di areal sekitar danau dan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah sekitar areal tersebut tanpa adanya kajian tentang Analisis Masalah Dampak Lingkungan ( AMDAL ) yang baik.
Dengan segala keterbatasan fasilitas dalam rangka menunjang program – program dari SAL ( Save Ayamaru Lakes), namun dengan niat yang tulus dan gigih sehingga telah melakukan suatu terobosan yang luar biasa dengan mengadakan Pemotretan, Pembuatan Video, Penulisan artikel dan Kampanye tentang penyelamatan danau Ayamaru. Akhirnya tidak disangka hal ini dapat menyita perhatian dunia, yang mana telah dipublikasikan sebuah artikel di majalah Amazona yang bermarkas di Vermont, USA yang berjudul ” The Forgotten Treasures Of Ayamaru Lakes ” Edisi 1 Oktober 2014.  Selain itu dua Video Underwater ikan pelangi Ayamaru juga dimuat pada Reef To Rainforest Media yang berbasis di USA dan juga sekitar belasan media internasional lainnya. Save Ayamaru Lakes sendiri memiliki sekitar 716 fans yang tersebar di berbagai negara.


Perjuangan membangun suatu ingatan kolektif akan kearifan lokal Orang Papua secara khusus suku Mai brat yang mendiami sentral  kepala burung Papua harus terus digiatkan dari generasi ke generasi, sehingga alam kita tetap lestari sampai ke anak cucu. 
Motto : “Take care the nature and the nature will take care of you

Penulis, Marthen Atanay

Silahkan Kontak dan bergabung bersama Save Ayamaru Lakes
Marten Luter Salossa ( Admin )   https://www.facebook.com/pages/Save-Ayamaru-Lakes/740849545933563?fref=ts

Saturday, April 18, 2015

PEMBUANGAN DAN PENUMPUKAN SAMPAH YANG TIDAK BERATURAN DI KOTA SORONG

Penulis : Marthen Atanay

Pada dasarnya keindahan suatu lingkungan ditentukan oleh kreativitas manusia yang melakukannya melalui berbagai upaya, baik secara fisik maupun non fisik. Keindahan tersebut memberikan suatu nuansa kehidupan baru bagi masyarakat yang berada didalam wilayah tersebut agar dengan harapan yang sangat menjanjikan, dimana semua orang pasti hidup merasa nyaman dan terlepas dari berbagai dampak yang mengerucuti kehidupan manusia. Akhir – akhir ini kehidupan manusia pun dilanda dengan berbagai dilema atau dampak yang timbul akibat keserakahan dimana mereka tidak pernah menjaga lingkungan secara baik sehingga terjadi pencemaran. Masalah pencemaran lingkungan merupakan salah satu masalah yang akan menimbulkan berbagai dampak terhadap proses kehidupan manusia dan lingkungan sekitar menjadi tercemar. pembuangan dan penumpukan sampah telah terlihat dimana – mana tempat terutama yang lebih parah yaitu diwilayah kota – kota besar, dimana intensitas kebutuhan dan aktivitas masyarakat perkotaan semakin tinggi sehingga mempengaruhi pola kehidupan yang tidak beraturan dan kemudian akan menimbulkan citra dan nilai estetika Kota menjadi kurang baik.

Pertumbuhan penduduk dikota Sorong semakin padat jika dibandingkan dengan Kota – Kota lain yang berada di Papua, dimana menurut data statistik jumlah penduduk Kota Sorong berjumlah kurang lebih 165.500 jiwa dan pola kehidupan yang heterogen terdapat berbagai suku dan etnis yang mendiami bumi tersebut. Kehidupan sosial ekonomi berkembang secara dinamis, sehingga yang lebih menonjol adalah pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan secara signifikan. Dimana rata - rata hampir  70% dinominasi oleh sector bisnis.Untuk itu, maka kota Sorong menjadi sentral/  pusat perekonomian dimana daerah yang berada dipinggiran mempunyai akses ekonomi bertumpu pada Kota tersebut. Keberagaman aktivitas dan pola konsumtif masyarakat yang makin tinggi menimbulkan penumpukan sampah yang berserakahan di jalan – jalan utama atau pusat jantung kota dan lorong – lorong/ gang, bahkan terutama diwilayah pasar dan pusat, Supermarket, Ruko, Sekolah, Instansi Pemerintah dan swasta lainnya. Hal yang memberikan dampak seperti ini, karena dipengaruhi oleh beberapa factor dari pemerintah dan masyarakat.

1.     Efesiensi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota yang Kurang Stragis
Konsep Tata ruang ( Spatial planning ) pada dasarnya merupakan suatu metode – metode yang digunakan untuk mengatur penyebaran penduduk dalam ruang yang skalanya bervariasi, dimana perencanaan tata ruang terdiri dari berbagai tingkatan termasuk salah satunya adalah perencanaan kota. Konsep tata ruang memiliki suatu hubungan erat dengan pengembangan wilayah, sehingga konsep pengembangan wilayah dengan gagasan bahwa pembangunan yang intensif akan mempercepat terjadinya pengembangan wilayah. Pengembangan wilayah mempunyai kaitan erat dengan pemanfaatan lahan dalam proses pembangunan secara berkelanjutan dan penempatan area yang sesuai dengan efesiensi tata ruang.
Menurut Undang – undang Republik Indonesia nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang yang sebagaimana  dimaksud bahwa struktur ruang adalah susunan pusat – pusat permukiman dan sistem jaringan sarana dan prasarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Hampir terdapat sejumlah kota – kota besar belum mempunyai kondisi tata ruang yang baik, termasuk salah satunya Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Pemanfaatan tata ruang itu sendiri sangat penting dalam mengatur pola ruang yang baik, sehingga sektor – sektor lain dengan sendirinya dapat terjangkau.

2.     KURANG ADANYA KETERSEDIAAN TEMPAT ( BAK – BAK ) SAMPAH YANG MEMADAI
Ketersediaan tempat sampah adalah bagian dari rasa simpati terhadap suatu kebersihan dan kenyamanan seseorang beserta masyarakat yang berada dilingkungan sekitar  agar terhindar dari berbagai dampak. Pada umumnya peningkatan jumlah sampah  sangat meningkat dan bertebaran di pinggiran jalan dan sungai di akibatkan oleh kurang adanya perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana pengelolahan sampah secara kompleks. Volume sampah di Kota Sorong  tidak dikelola secara baik, artinya kurang adanya ketersediaan bak – bak sampah pada area tertentu sehingga menimbulkan sampah berserakahan di jalan – jalan atau lokasi – lokasi tertentu seperti pasar, supermarket, ruko, sekolah, instansi Pemerintah dan swasta serta jalan – jalan utama pusat Kota.
Oleh sebab itu, maka ketersediaan tempat/ bak - bak Sampah yang memadai tentunya ikut memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang berada di Kota Sorong. Hal ini perlu ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang yakni Pemerintah Kota Sorong, dimana berkaitan dengan pertumbuhan kota yang majemuk tentunya penyediaan sarana dan prasarana seperti tempat – tempat pembuangan sampah yang permanen dan ini merupakan suatu pelayanan publik untuk mempermudah masyarakat.

3.     KESADARAN MASYARAKAT YANG MINIM DALAM MEMBUANG SAMPAH
Setiap kesadaran merupakan anugerah yang di berikan Tuhan kepada manusia untuk menyadari akan sesungguhnya kehendak hidup yang sebagaimana di jalani secara baik dengan pikiran yang rasional. Selain itu juga,bukan saja kesadaran muncul karena adanya peristiwa sebab akibat dari sesuatu yang telah terjadi tetapi juga muncul dari tindakan dan perilaku manusia yang terpusat pada konsentrasi normantif.  Kesadaran masyarakat di perkotaan sangat tinggi dalam penempatan diri ditengah – tengah lingkungan yang sudah merupakan komunitas majemuk tentunya mempunyai suatu nilai – nilai secara khusus. Dengan demikian, maka kesadaran diri akan kondisi lingkungan merupakan bagian terpenting bagi masyarakat untuk melestarikan dan menjaganya secara utuh.
Namun yang Nampak selama ini bagi masyarakat di Kota Sorong adalah kurang adanya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah sangat minim, dimana aktivitas pembuangan sampah terus mengalami peningkatan secara sporadis ditengah – tengah dan pinggiran kota. Kondisi ini sangat memprihatinkan, dan hal ini disebabkan oleh kurang kondusifnya sosialisasi pemerintah terhadap masyarakat secara baik.

4.     PENETAPAN PERDA SAMPAH
Peraturan daerah merupakan urat nadi bagi suatu pemerintahan di tingkat Kabupaten/ Kota untuk mengatur hal – hal yang bersifat mengikat dalam ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku dengan memperhatikan berbagai aspek yang menjadi acuan, sehingga di berlakukannya hal tersebut untuk mengikat masyarakat secara normatif. Pemerintah kota Sorong telah menetapkan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) yang berorientasi pada peningkatan lahan terbuka dan hijau bahkan termasuk Bandar udara dan pelabuhan umum, bahkan secara substantif  RTRW tersebut mengacu pada ketentuan Undang – undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang  Penataan Ruang. Hal ini membuat konsentrasi pemerintah tertuju pada peningkatan kawasan – kawasan yang dapat meningkatkan pendapatan daerah, sedangkan tidak memperhatikan hal – hal yang akan menimbulkan dampak lingkungan seperti salah satunya adalah masalah sampah.

Sebagian kota – kota besar di Indonesia telah menerapkan sistem pengendalian sampah yang proposional dengan operasionalisasi yang efesien, dimana hal tersebut tercantum dalam suatu peraturan daerah yang merupakan bagian terpenting guna mempercepat pembangunan secara sinergis. Oleh sebab itu, maka Pemerintah Kota Sorong perlu melakukan suatu kajian secara ilmiah terhadap kondisi tata ruang yang dikaji dari berbagai aspek dan mengeluarkan suatu peraturan perundang – undangan termasuk pembuatan Perda Sampah. Ketika terbentuknya Perda tersebut akan menjadi obyek untuk memberikan suatu ketegasan dan sifatnya mengikat bagi masyarakat untuk di patuhi sebagai bagian yang ikut untuk mempecepat proses pembangunan daerah secara berkelanjutan. 

Tuesday, December 30, 2014

KUNJUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KE KOTA SORONG – PAPUA BARAT

                                          PENULIS MARTHEN ATANAY

 
Kunjungan Presiden Republik Indonesia ke Kota Minyak Sorong pada hari Minggu 28 Desember 2014 tepat pukul 14 : 00 WIT di Bandara Doming Eduard Osok memberikan warna dan inspirasi bagi Rakyat Papua pada umumnya dan Masyarakat Sorong pada khususnya. Bukan saja kunjungan tersebut diikuti oleh warga kota Sorong saja, tetapi juga diikuti oleh seluruh masyarakat Sorong raya alias masyarakat dari kabupaten pinggiran baik, Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Raja Ampat, Tambrauw dan Maybrat. Presiden Jokowi awal berkunjung dari Wamena, Jayapura dan sampai di Sorong dan dalam perjalanan beliau setiba di Sorong beliau langsung mengunjungi Pasar – Pasar yang ada dalam kota yakni mulai dari pasar Boswesen, Pelabuhan Umum dan berakhir di pasar Remu tepat jam 16 : 30 WIT disambut oleh masyarakat dengan rasa antusias yang tinggi.
Dalam sela – sela kedatangan bapak Presiden yang dikawal oleh hampir sebagian kesatuan militer baik TNI bahkan Polri dengan sistem pengamanan yang sangat ketat, serta kehadadiran Bapak Wali Kota Sorong Drs. Lambert Jitmau Ec. M,si beserta Muspida lainnya menyambut dan mengantarkan beliau sampai ke Pasar Remu Sorong. Setibanya beliau di Pasar Remu ia menghampiri tempat – tempat yang mana Ibu – Ibu Papua menjual Ikan dan Sayur – Sayuran sambil berjabat tangan dan menuju pada tempat yang disediakan untuk berdialog bersama Mama - Mama Papua untuk menyampaikan aspirasinya kepada bapak Presiden. Kehadiran Pa Jokowi ditengah – tengah situasi yang makin ramai tidak membuatnya gentar bahkan membuat ia makin ramah dan langsung berdialog dengan Mama – Mama Papua yang mana sebagai Penjual di pasar tersebut. Aspirasi Mama – Mama Papua sangat terlihat jelas pada saat disampaikan Oleh seorang Tokoh Perempuan dan sekaligus sebagai Pelaku Ekonomi di pasar tersebut yaitu Ibu Regina Homer dengan sebuah pernyataan yakni ia mengatakan bahwa selama bertahu – tahun Pasar masih seperti dulu dan tidak diperhatikan oleh pemerintah secara baik terutama Pemerintah Kota Sorong. Oleh sebab itu, maka menurut Ibu Regina bahwa Pasar Remu tidak akan pindah kemana – mana, namun kalau boleh ada peningkatan pasar yang permanen dengan memiliki kapasitas yang baik.
Selanjutnya Bapak Wali Kota Sorong Drs. Lambert Jitmau Ec. M,si menegaskan untuk menuding bebagai kritikan masyarakat bahwa Wali Kota tidak bertanggung jawab atas pembangunan pasar sentral Remu Sorong. Wali Kota mengatakan bahwa sebenarnya Pasar Remu termasuk aset yang masih dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sorong, sehinnga hal ini jangan dibicarkan sama Pemerintah Kota tetapi kalau boleh langsung kepada Pemerintah Kabupaten Sorong. Disamping bapak Wali Kota Sorong mengatakan hal tersebut, begitu ada beberapa pernyataan yang beliau sampaikan sebagai Aspirasi masyarakat terutama diantaranya adalah wilayah harus memekarkan satu kabupaten lagi dan satu provinsi yaitu Provinsi Papua Barat daya sehingga dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu, maka Bapak Jokowi menanggapi semua usulan masyarakat kota Sorong baik dari bapak Wali Kota Sorong dan Mama – Mama Papua yang diwakilkan oleh Ibu Regina Homer dan beberapa orang yang sempat menyampaikan keluhan terkait dengan kondisi pasar yang sedang tidak mendukung aktivitas masyarakat, dan harus ada peningkatan pasar Remu yang permanen seperti pasar – pasar lain yang berada di pulau Jawa, Sulawesi dan lain sebagainya.

Monday, December 15, 2014

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PERGAULAN BEBAS ( PEREMPUAN PELACUR ) DI KOTA SORONG

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PERGAULAN BEBAS ( PEREMPUAN PELACUR ) DI KOTA SORONG.
Penulis Marthen Atanay
A. PENDAHULUAN
globalisasi dewasa ini, memberikan peluang dan tantangan bagi kehidupan manusia terutama generasi muda yang ibaratnya akan memberikan kebebasan disegala aspek, dimana masuknya kebudayaan – kebudayaan asing yang tidak cocok dengan kebudayaan kita sehingga berpengaruh dan membias pada pergaulan sosial. Pergaulan bebas hampir terasa dikota – kota besar yang mana terjadi proses interaksi yang bernuansa global dengan berbagai karakter dan gaya hidup modernisasi, dan berpadanan pada kontaminasi Budaya asing yang masuk untuk merobek budaya ketimuran sebagai bentuk proses gejala sosial.

Generasi muda adalah tulang punggung dan harapan bangsa, yang diharapkan dimasa akan datang untuk meneruskan dan mewarisi tongkat estafet pembangunan bangsa sehinnga perlu membutuhkan suatu kesiapan yang mantap yakni memegang teguh budaya sebagai bagian dalam menfilter kehidupan. Kadangkala kehidupan manusia tidak terlepas dari kebudayaan yang membentuk pranata – pranata sosial dan merupakan landasan dalam pengendalian hidup, dimana kontaminasi budaya lain seiring dengan perkembangan zaman diadopsi sebagai pandangan hidup yang kemudian membawa setiap orang terjerumus kedalam pengaruh – pengaruh negatif yang sangat tinggi.

Kenakalan dan pelecehan seksualitas seringkali terjadi dikhayalak ramai oleh laki – laki maupun perempuan, dan hal ini sudah menjadi kebiasaan yang terjadi di Kota – kota besar termasuk salah satu contoh yang terjadi dikota Sorong. Kota Sorong adalah kota satu – satunya yang berkembang diwilayah Papua setelah Jayapura, dimana terdapat masyarakat yang heterogen dengan karakter dan gaya hidup yang berbeda – beda serta pertumbuhan penduduk dan Ekonomi yang makin meningkat sehingga cenderung berpengaruh pada kondisi kebutuhan masyarakat semakin menuntut agar kebutuhannya dapat tercapai dengan baik, maka diri seorang Wanita/ Perempuan dapat diKomersialkan supaya memenuhi kebutuhan yang ada. Namun disisi lain pengaruh faktor pergaulan bebas yang cenderung berlebihan, dimana melibatkan kaum wanita/ perempuan terjun dan terjerumus secara aktif untuk melakukan berbagai aktivitas yang semestinya tidak dilakukan seperti memakai Narkoba, Miras, Seks bebas dan lain – lain.

B. PEMBAHASAN
  1. PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS
Kita ketahui bahwa pergaulan bebas itu merupakan bentuk perilaku yang menyimpang dan melewati batas norma dan adat yang menjadi bagian terpenting untuk mengatur proses kehidupan secara baik. Pergaulan bebas ini pun disebabkan oleh kurang adanya sistem pengontrolan yang baik dari Orang tua sehingga ada suatu keleluasaan diri untuk bergabung dan terjung kedalam dunia bebas yang dipengaruhi dengan berbagai aktivitas atau kegiatan yang merugikan yakni Narkoba, Miras, dan Seks bebas yang akhirnya berdampak pada menurunnya nilai – nilai Budaya. Pergaulan bebas ini biasanya terjadi pada generasi muda yang berada diperkotaan dengan corak dan gaya hidup yang terkontaminasi oleh budaya asing, sehingga sudah pasti mereka akan melakukan hal – hal yang benuansa negatif terutama salah satunya adalah para Wanita/ Perempuan. Dewasa ini banyak dijumpai Wanita/ Perempuan yang tidak menjaga eksistensinya dan sudah terjerumus serta terperangkap kedalam pengaruh Miras, Narkoba dan Seks bebas dan dikategorikan sebagai pelacur.

  1. PENYEBAB PERGAULAN BEBAS
Berdasarkan pengamatan diberbagai kota besar di Indonesia sekitar 20 sampai 30 persen generasi muda perempuan yang tergolong dalam pekerja seks bebas baik sebagai Pedagang Seks Komersial ( PSK ) yang secara legal maupun ilegal dalam artian, bahwa hampir kebanyakan wanita diusia produktif sudah terjerumus kedalam pekerja Seks yang secara ilegal. Tindakan mereka terkait dengan itu adalah bagaimana mereka membuang nafsu berahinya hanya sekedar untuk mendapatkan Uang untuk keperluannya, dan tentunya akan menyebabkan penyakit HIV/ AIDS yang akan tertular ditengah – tengah masyarakat luas. Kota Sorong adalah salah satu kota yang terletak dibagian barat Pulau Papua dan merupakan gerbang Bumi Cenderawasih, dimana memiliki karakteristik penduduk yang heterogen dengan membentuk masyarakat perkotaan yang majemuk. Dari kemajemukan inilah kontaminasi kebudayaan asing semakin masuk, karena dipengaruhi oleh globalisasi yang tentunya mengikis kebudayaan lokal semakin hilang ditengah – tengah modernisasi yang memporak – porandakan generasi muda terjerumus kedalam lingkaran pelacuran yang dilakukan oleh para Wanita/ Perempuan Papua.


  1. PENGARUH PERGAULAN BEBAS DI KOTA SORONG
Menurut data statistik penduduk Kota Sorong berjumlah 165.500 jiwa dan hampir beberapa persen perempuan Papua dari usia 15 sampai 35 tahun yang berada kota Sorong terjerumus dan hidup sudah dipengaruhi oleh pergaulan bebas ( Narkoba, Miras, Seks Bebas ). Dimana aktivitas ini terus dilakukan dan sudah menjadi kebiasaan mereka yang dikenal dengan istilah Pintu Karung dibeberapa tempat yang tidak permanen hanya bersifat sementara dan dijadikan sebagai tempat melayani para lelaki untuk berhubungan Seks. Beberapa tempat di dalam Kota Sorong yang sehari – hari dijadikan sebagai pangkalan utama ini berada ditempat – tempat pusat keramaian dan cenderung tidak diawasi atau dikontrol oleh pemerintah setempat secara baik, sehingga tentunya akan membias dan memberikan pengaruh terhadap kenyamanan kota yang tidak kondusif.
Disamping itu, penularan penyakit Virus HIV/ AIDS juga merupakan penyebab dari pengaruh tersebut dan sudah menyebar di kota Sorong sekitar 90 persen yang diakibatkan dari hubungan Seks tidak memakai kondom, dimana secara otomatis pasti tertular dari perempuan pelacur yang melakukan kebutuhan Seks tanpa menggunakan kondom. Oleh sebab itu, maka pelacuran ini tentunya diberantas dengan tuntas melalui berbagai hal dan ini menjadi tanggung jawab seluruh komponen masyarakat terutama Pemerintah setempat. Sebagai catatan penting bahwa tercatat kota Sorong terdapat perempuan pelacur makin meningkat yang disebabkan oleh masalah pergaulan bebas, karena dihimpit dengan berbagai hal yang melatar belakangi sehingga tingkat kehidupan ini bertambah meningkat dan ada beberapa faktoor penyebabnya adalah 1. Masalah faktor ekonomi 2. Kehancuran rumah tangga 3. Dan pengaruh lingkungan.

C. PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari manusia yang mana merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan hidup ditengah – tengah lingkungan sosial, dan dalam kesehariannya pasti membutuhkan manusia yang lain untuk saling berinteraksi dan hubungan yang dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). pergaulan bebas itu merupakan bentuk perilaku yang menyimpang dan melewati batas norma dan adat yang menjadi bagian terpenting untuk mengatur proses kehidupan secara baik.
Pergaulan bebas adalah penyakit sosial yang dapat memberikan dampak buruk terhadap generasi muda, sehingga yang terpenting adalah bagaimana Wanita/ Perempuan dapat menempatkan dan menjaga eksistensi diri serta martabat yang menjadi bagian terpenting dalam melaksanakan perannya ditengah – tengah masyarakat. Oleh sebab itu, maka pengaruh budaya barat merupakan bentuk diskriminasi terhadap budaya ketimuran yang mana merasuk dan menghancurkan generasi kaum wanita/ perempuan Papua pada umumnya. Dimana hal ini sebagai pemicu utama dalam mematikan orang Papua secara perlahan – lahan ( Pembunuhan Karakter dan memperlambat pertumbuhan Orang Papua ), dengan sendirinya akan punah.
Dengan demikian penyebaran penyakit dan rusaknya moralitas kaum Wanita/ Perempuan akibat Minuman keras, Narkoba, dan Seks bebas sudah terjadi secara meluas dipelosok tanah Papua terutama di kota Sorong yang mana telah meningkat dan pada akhirnya menimbulkan angka kematian yang makin tinggi disebabkan oleh berbagai penyakit yakni penyakit Virus HIV/ AIDS. Penyakit ini sudah menyebar secara meluas di kota Sorong dan bahkan Kabupaten – Kabupaten pinggiran lainnya, sehingga hal ini menjadi suatu masalah yang sementara mengglobal dan menjadi perhatian kami untuk diangkat sebagai kasus yang semestinya diatasi secara baik oleh berbagai elemen dan komponen baik Pemerintah, Gereja, Adat, maupun lembaga – lembaga Sosial.

  1. SARAN
Dengan demikian yang menjadi Saran dan Masukan dari uraian diatas adalah bagaimana peran serta Masyarakat, Pemerintah dan Lembaga – Lembaga Swadaya dalam menanggulangi hal ini sebagai suatu masalah yang harus tuntaskan melalui berbagai upaya, dan menindak lanjuti semuanya dengan langkah – langkah yang kongkrit sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan.




Thursday, December 4, 2014

Ketika kita berbicara tentang kebudayaan, maka yang diacu adalah Kebudayaan itu sendiri yang dilihat dari subtansialnya dimana kebudayaan tersebut akan memberikan sebuah nilai, norma, dan kepercayaan secara eksplisit kepada masyarakat sebagai subjek. konsep dari kebudayaan tersebut secara fundanmental adalah Cipta, karsa dan rasa yang tentunya akan memberikan nilai terhadap manusia dalam melaksanakan kehidupan melalui Budaya yaitu = budi dan daya yang mana akan membentuk watak, karakter serta pola pikir masyarakat yang terbentuk secara baik. Secara Historis peradaban manusia mulai digiring oleh budaya luar yang mengkontaminasikan kebudayaan bangsa Papua sudah memudar dimulai sejak masa penjajahan dari sejak dahulu kala oleh bangsa penjajah sehingga kontaminasi Budaya asing semakin merosot kedalam tatanan kehidupan masyarakat secara perlahan - lahan, dengan demikian dapat merubah pola pikir masyarakat terhadap suatu pilihan baru dan sudah menjadi kebiasaan.
 kebiasaan adalah sesuatu yang sudah terlahir sejak turun - temurun oleh nenek moyang dan sudah menjadi tradisi suatu suku bangsa, bukan sengaja dibuat - buat oleh masyarakat atau yang ditiru dari orang lain.
  Pandangan hidup adalah sesuatu yang di miliki oleh setiap manusia yang bertujuan agar manusia dapat menentukan apa yang mereka pilih dan apa yang mereka akan tuju, dan yang dicita - citakan, karena pada dasarrnya manusia selalu hidup diantara pilihan yang bisa menentukan mereka akan berhasil atau sukses dimana pandangan hidup manusia untuk bisa memilih mana yang terbaik buat diri manusia ituu sendiri.terkadang manusia hanya lebih melihat dengan apa yang mereka yakini sebenarnya jika manusia tersebut lebih melihat dengan pandangan hidup yang mereka punya mungkin akan ada banyak jawaban yang akan mereka temukan dengan pandangan hidup mereka. Disamping itu, Pandangan hidup bagi setiap orang, setiap individu, dalam harapan meraih masa depan yang baik dan sukses adalah impian setiap manusia. 

Friday, August 29, 2014

IKAN SURGA YANG TERLUPAKAN DARI DANAU AYAMARU


Selama ini banyak orang telah mengenal tentang burung Surga, namun ada pula ikan surga yang kini sudah popular dan mendunia dengan keunikan yang tak kalah jauh dan bahkan jauh lebih popular dari spesies ikan lainnya yang berada diperairan air tawar . Melanotaenia Boesemani adalah salah satu jenis spesies ikan endemik yang langkah dan hidup di perairan air tawar dengan jenisnya yang sangat bervariasi, serta memiliki keunikan yang paling diminati oleh para penggemar ikan aquarium air tawar  diberbagai manca negara. Melanotaenia Boesemani itu dinamai untuk menghormati Dr Marinus Boeseman yang adalah seorang kebangsaan Belanda yang pertama kali menemukan jenis ikan ini di danau Ayamaru dan beberapa danau lainnya yaitu danau Hain dan danau Aitinyo.
Ikan Melanotaenia Boesemani adalah spesies ikan endemik/ asli Papua yang merupakan ikan hias/ ikan aquarium yang mana menjadi ikon bagi danau Ayamaru. Untuk itu, maka danau Ayamaru memiliki potensi yang sangat luar biasa walaupun selama ini masyarakat, pemerintah dan elemen lainnya belum tahu bahwa dalam danau tersebut menyimpan harta karun yang sangat berharga. 



 Oleh sebab itu, maka tentunya masyarakat, pemerintah, dan elemen lainnya ikut dalam memelihara dan melestarikan alam sehingga spesies tersebut tidak punah. Pada tahun 1989 orang dari berbagai kampung yang berada di sekitar Ayamaru telah menangkap begitu banyak ikan ini, ditangkap dengan tujuan untuk perdagangan Aqurium sehingga spesies ini berada pada ambang kepunahan. Diperkirakan sekitar 60.000 ekor Boesemani jantan ditangkap setiap bulan dan diselundupkan  kepada para eksportir di Jakarta. Akhirnya pemerintah Indonesia melarang industri ini (Polhemus 2004 ) .Melanotaenia Boesemani sudah dimasukan dalam : IUCN 2013. IUCN Red List of Threatened Species < www.iucnredlist.org >. Melanotaenia Boesemani sudah terdaftar dalam lembaga IUCN sebagai species endemik yang ada di danau Ayamaru yang terletak pada sentral kepala burung West Papua, yang mana termasuk dalam kategori spesies yang terancam punah. 

 Motto : “Take care the nature and the nature will take care of you

Penulis, Marthen Atanay

 Anggota Komunitas Save Ayamaru Lakes
 https://www.facebook.com/pages/Save-Ayamaru-Lakes/740849545933563?fref=ts