Monday, December 15, 2014

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PERGAULAN BEBAS ( PEREMPUAN PELACUR ) DI KOTA SORONG

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PERGAULAN BEBAS ( PEREMPUAN PELACUR ) DI KOTA SORONG.
Penulis Marthen Atanay
A. PENDAHULUAN
globalisasi dewasa ini, memberikan peluang dan tantangan bagi kehidupan manusia terutama generasi muda yang ibaratnya akan memberikan kebebasan disegala aspek, dimana masuknya kebudayaan – kebudayaan asing yang tidak cocok dengan kebudayaan kita sehingga berpengaruh dan membias pada pergaulan sosial. Pergaulan bebas hampir terasa dikota – kota besar yang mana terjadi proses interaksi yang bernuansa global dengan berbagai karakter dan gaya hidup modernisasi, dan berpadanan pada kontaminasi Budaya asing yang masuk untuk merobek budaya ketimuran sebagai bentuk proses gejala sosial.

Generasi muda adalah tulang punggung dan harapan bangsa, yang diharapkan dimasa akan datang untuk meneruskan dan mewarisi tongkat estafet pembangunan bangsa sehinnga perlu membutuhkan suatu kesiapan yang mantap yakni memegang teguh budaya sebagai bagian dalam menfilter kehidupan. Kadangkala kehidupan manusia tidak terlepas dari kebudayaan yang membentuk pranata – pranata sosial dan merupakan landasan dalam pengendalian hidup, dimana kontaminasi budaya lain seiring dengan perkembangan zaman diadopsi sebagai pandangan hidup yang kemudian membawa setiap orang terjerumus kedalam pengaruh – pengaruh negatif yang sangat tinggi.

Kenakalan dan pelecehan seksualitas seringkali terjadi dikhayalak ramai oleh laki – laki maupun perempuan, dan hal ini sudah menjadi kebiasaan yang terjadi di Kota – kota besar termasuk salah satu contoh yang terjadi dikota Sorong. Kota Sorong adalah kota satu – satunya yang berkembang diwilayah Papua setelah Jayapura, dimana terdapat masyarakat yang heterogen dengan karakter dan gaya hidup yang berbeda – beda serta pertumbuhan penduduk dan Ekonomi yang makin meningkat sehingga cenderung berpengaruh pada kondisi kebutuhan masyarakat semakin menuntut agar kebutuhannya dapat tercapai dengan baik, maka diri seorang Wanita/ Perempuan dapat diKomersialkan supaya memenuhi kebutuhan yang ada. Namun disisi lain pengaruh faktor pergaulan bebas yang cenderung berlebihan, dimana melibatkan kaum wanita/ perempuan terjun dan terjerumus secara aktif untuk melakukan berbagai aktivitas yang semestinya tidak dilakukan seperti memakai Narkoba, Miras, Seks bebas dan lain – lain.

B. PEMBAHASAN
  1. PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS
Kita ketahui bahwa pergaulan bebas itu merupakan bentuk perilaku yang menyimpang dan melewati batas norma dan adat yang menjadi bagian terpenting untuk mengatur proses kehidupan secara baik. Pergaulan bebas ini pun disebabkan oleh kurang adanya sistem pengontrolan yang baik dari Orang tua sehingga ada suatu keleluasaan diri untuk bergabung dan terjung kedalam dunia bebas yang dipengaruhi dengan berbagai aktivitas atau kegiatan yang merugikan yakni Narkoba, Miras, dan Seks bebas yang akhirnya berdampak pada menurunnya nilai – nilai Budaya. Pergaulan bebas ini biasanya terjadi pada generasi muda yang berada diperkotaan dengan corak dan gaya hidup yang terkontaminasi oleh budaya asing, sehingga sudah pasti mereka akan melakukan hal – hal yang benuansa negatif terutama salah satunya adalah para Wanita/ Perempuan. Dewasa ini banyak dijumpai Wanita/ Perempuan yang tidak menjaga eksistensinya dan sudah terjerumus serta terperangkap kedalam pengaruh Miras, Narkoba dan Seks bebas dan dikategorikan sebagai pelacur.

  1. PENYEBAB PERGAULAN BEBAS
Berdasarkan pengamatan diberbagai kota besar di Indonesia sekitar 20 sampai 30 persen generasi muda perempuan yang tergolong dalam pekerja seks bebas baik sebagai Pedagang Seks Komersial ( PSK ) yang secara legal maupun ilegal dalam artian, bahwa hampir kebanyakan wanita diusia produktif sudah terjerumus kedalam pekerja Seks yang secara ilegal. Tindakan mereka terkait dengan itu adalah bagaimana mereka membuang nafsu berahinya hanya sekedar untuk mendapatkan Uang untuk keperluannya, dan tentunya akan menyebabkan penyakit HIV/ AIDS yang akan tertular ditengah – tengah masyarakat luas. Kota Sorong adalah salah satu kota yang terletak dibagian barat Pulau Papua dan merupakan gerbang Bumi Cenderawasih, dimana memiliki karakteristik penduduk yang heterogen dengan membentuk masyarakat perkotaan yang majemuk. Dari kemajemukan inilah kontaminasi kebudayaan asing semakin masuk, karena dipengaruhi oleh globalisasi yang tentunya mengikis kebudayaan lokal semakin hilang ditengah – tengah modernisasi yang memporak – porandakan generasi muda terjerumus kedalam lingkaran pelacuran yang dilakukan oleh para Wanita/ Perempuan Papua.


  1. PENGARUH PERGAULAN BEBAS DI KOTA SORONG
Menurut data statistik penduduk Kota Sorong berjumlah 165.500 jiwa dan hampir beberapa persen perempuan Papua dari usia 15 sampai 35 tahun yang berada kota Sorong terjerumus dan hidup sudah dipengaruhi oleh pergaulan bebas ( Narkoba, Miras, Seks Bebas ). Dimana aktivitas ini terus dilakukan dan sudah menjadi kebiasaan mereka yang dikenal dengan istilah Pintu Karung dibeberapa tempat yang tidak permanen hanya bersifat sementara dan dijadikan sebagai tempat melayani para lelaki untuk berhubungan Seks. Beberapa tempat di dalam Kota Sorong yang sehari – hari dijadikan sebagai pangkalan utama ini berada ditempat – tempat pusat keramaian dan cenderung tidak diawasi atau dikontrol oleh pemerintah setempat secara baik, sehingga tentunya akan membias dan memberikan pengaruh terhadap kenyamanan kota yang tidak kondusif.
Disamping itu, penularan penyakit Virus HIV/ AIDS juga merupakan penyebab dari pengaruh tersebut dan sudah menyebar di kota Sorong sekitar 90 persen yang diakibatkan dari hubungan Seks tidak memakai kondom, dimana secara otomatis pasti tertular dari perempuan pelacur yang melakukan kebutuhan Seks tanpa menggunakan kondom. Oleh sebab itu, maka pelacuran ini tentunya diberantas dengan tuntas melalui berbagai hal dan ini menjadi tanggung jawab seluruh komponen masyarakat terutama Pemerintah setempat. Sebagai catatan penting bahwa tercatat kota Sorong terdapat perempuan pelacur makin meningkat yang disebabkan oleh masalah pergaulan bebas, karena dihimpit dengan berbagai hal yang melatar belakangi sehingga tingkat kehidupan ini bertambah meningkat dan ada beberapa faktoor penyebabnya adalah 1. Masalah faktor ekonomi 2. Kehancuran rumah tangga 3. Dan pengaruh lingkungan.

C. PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari manusia yang mana merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan hidup ditengah – tengah lingkungan sosial, dan dalam kesehariannya pasti membutuhkan manusia yang lain untuk saling berinteraksi dan hubungan yang dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). pergaulan bebas itu merupakan bentuk perilaku yang menyimpang dan melewati batas norma dan adat yang menjadi bagian terpenting untuk mengatur proses kehidupan secara baik.
Pergaulan bebas adalah penyakit sosial yang dapat memberikan dampak buruk terhadap generasi muda, sehingga yang terpenting adalah bagaimana Wanita/ Perempuan dapat menempatkan dan menjaga eksistensi diri serta martabat yang menjadi bagian terpenting dalam melaksanakan perannya ditengah – tengah masyarakat. Oleh sebab itu, maka pengaruh budaya barat merupakan bentuk diskriminasi terhadap budaya ketimuran yang mana merasuk dan menghancurkan generasi kaum wanita/ perempuan Papua pada umumnya. Dimana hal ini sebagai pemicu utama dalam mematikan orang Papua secara perlahan – lahan ( Pembunuhan Karakter dan memperlambat pertumbuhan Orang Papua ), dengan sendirinya akan punah.
Dengan demikian penyebaran penyakit dan rusaknya moralitas kaum Wanita/ Perempuan akibat Minuman keras, Narkoba, dan Seks bebas sudah terjadi secara meluas dipelosok tanah Papua terutama di kota Sorong yang mana telah meningkat dan pada akhirnya menimbulkan angka kematian yang makin tinggi disebabkan oleh berbagai penyakit yakni penyakit Virus HIV/ AIDS. Penyakit ini sudah menyebar secara meluas di kota Sorong dan bahkan Kabupaten – Kabupaten pinggiran lainnya, sehingga hal ini menjadi suatu masalah yang sementara mengglobal dan menjadi perhatian kami untuk diangkat sebagai kasus yang semestinya diatasi secara baik oleh berbagai elemen dan komponen baik Pemerintah, Gereja, Adat, maupun lembaga – lembaga Sosial.

  1. SARAN
Dengan demikian yang menjadi Saran dan Masukan dari uraian diatas adalah bagaimana peran serta Masyarakat, Pemerintah dan Lembaga – Lembaga Swadaya dalam menanggulangi hal ini sebagai suatu masalah yang harus tuntaskan melalui berbagai upaya, dan menindak lanjuti semuanya dengan langkah – langkah yang kongkrit sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan.




No comments:

Post a Comment